Rate this post

Menjaga kebersihan lingkungan untuk menghindari Pandemi Covid-19 tetap harus di lakukah walaupun saat ini hampir tidak terdengar lagi kasus orang yang terkena virus tersebut. Memasuki tahun 2023 semua wajah baru telah hadir dengan harapan bahwa kita telah sedikit lega dan atur nafas tentang pandemi yang menggila 2 tahun silam. Harapan yang baik juga didukung dengan sebuah aksi yang baik pula seperti pembiasaan diri dengan program 3M, dan menjaga kebersihan lingkungan. Awal tahun cuaca mulai hangat tapi di beberapa titik masih turun hujan. Hujan yang turun tersebut membuat angka kelembaban naik dan genangan air menjadi suhu hangat. Efeknya, disukai oleh hewan serangga nyamuk.

kunjungi juga artikel tentang fogging disinfektan Jogja

Apakah kiat menjaga kebersihan hanya dilakukan di dalam rumah saja?

Tidak, semua anggota keluarga, anggota masyarakat wajib melakukan peran penting kesadaran dalam sebuah aktivitas menjaga kebersihan. Saat anggota keluarga di rumah tentu menjaga kebersihan rumah sangat intensif dari depan rumah hingga belakang rumah setiap hari. Di sisi lain, saat salah satu anggota keluarga keluar rumah juga wajib menjaga kebersihan lingkungan rumahnya seperti, memasukkan sampah yang ada di jalan, menyingkirkan batu atau batang pohon yang menghalangi jalan.

kunjungi juga: jasa cuci sofa jogja

Dasar tinggi rendahnya angka kejangkitan pandemi tidak hanya berdasarkan dari kekuatan imunitas, kekuatan virus korona saja tetapi juga efek lingkungan yang kurang terjaga. Faktanya, setiap lingkungan yang kondisinya terjaga memiliki daya jangkit lebih rendah dan daya sembuhnya lebih cepat.

Terutama jika ada genangan air yang mengendap dan tidak segera ditangani cepat maka pertumbuhan telur dan jentik nyamuk DBD, malaria sangat cepat. Sigaplah saat Masyarakat melihat ada genangan air untuk segera ditutup atau dikeringkan agar jentik nyamuknya mati dan sumber bakteri dalam air genangan tersebut dapat dimatikan.

Sudut lingkungan yang berpotensi menjadi sumber penyakit

  1. Saluran air perumahan

Drainase setiap rumah harus dibuat mengalir setiap waktu walaupun tidak deras, tujuannya agar nyamuk, bakteri dan virus tidak betah. Akan lebih bagus lagi jika terpapar cahaya matahari sehingga membantu panas membunuh virus.

  1. Pojok bangunan tak dihuni

Lokasi semacam ini juga sangat berpotensi tinggi sekali dalam perkembangan virus karena suasana lembab dan kurang terawat menjadi sarang nyamuk. Mungkin warga sekitar bisa ikut membersihkan bangunan kotor minimal 2 minggu sekali agar tidak terlihat menyeramkan.

  1. Pembuangan sampah

Pembuangan sampah yang baik dalam satu waktu ada pengangkutan ke pusat pengelolaan sampah limbah. Dengan adanya kecepatan pengambilan, pengelolaan tepat maka bakteri yang berkumpul tidak akan sebanyak sebelumnya. Ditambah dengan sebuah peningkatan daya tahan tubuh membuat virus terpental.

Untuk skala rumah tangga, Masyarakat bisa memisahkan sampah anorganik dengan organik. Sampah anorganik bisa diolah kembali dengan membuat kerajinan atau bubur bahan baku yang bernilai.

Sedangkan sampah organik bisa dikumpulkan dalam satu wadah untuk dibuat pupuk atau pengolahan sampah pusat.

“kunjungi juga: cuci kasur jogja

  1. Pangkas tanaman liar

Sadar atau tidak kita sering kali lalai membiarkan tanaman rumput liar tumbuh di halaman, padahal rumput liar tersebut memanggil nyamuk. Masyarakat bisa mengganti rumput dengan bunga lavender yang dibenci nyamuk, toga, atau buah.

Menjaga kebersihan kontinu dilakukan selama hidup agar Masyarakat tidak mudah sakit. Dinas kesehatan juga akan rutin menyisir setiap bulan ke titik lokasi yang berpotensi tinggi mengendap banyak virus. Kita tidak bisa lari dari pandemi tetapi hanya bisa menanggulangi, memberikan jarak terjauh agar gejala hingga penyembuhannya tidak parah dan terlalu lama. Semakin sering menjaga kebersihan lingkungan maka semakin kecil angka penyakit dan kematian.